Bagi aku masa kecil aku dahulu tidak
ada yang istimewa. Aku anak yang biasa-biasa dan berasal dari keluarga yang
biasa-biasa pula. Ayah aku pegawai sebuah BUMN dan Ibu aku hanya sebagai ibu
rumah tangga. Saya mempunyai dua saudara laki-laki, Kakak pertamaku bernama
Fahrizal Fardli yang usianya tiga tahun di atas aku, sedangkan yang kedua bernama Azis Avrianto dan kami saling menjaga
satu sama lain.
Aku ingin
bercerita tentang masa kecil aku yang kadang kala terasa amat tidak
menyenangkan karena harus ditinggal oleh Ayah. Ketika aku kelas empat SD, Ayah
pindah tugas di Bekasi. Aku sangat dan teramat sedih ketika perpisahan dengan Ayah,
aku masih ingat betul di saat Ayah menaiki bus yang hendak membawanya pergi
meninggalkan keluarga. Malam hari pun aku tidak dapat tidur karena aku terus
menangis atas kepergian Ayah. Ayah akan pulang ke rumah hanya satu bulan sekali
namun itu pun tidak pasti, sebab jika Ayah ada tugas di luar pulau yang
membutuhkan waktu yang sangat lama, Ia tidak pulang ke rumah.
Hingga
aku SMA kelas XII, Ayah dipindah tugas lagi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Perpisahan kali ini bersama sang Ayah sungguh sangat mengharukan bagiku, karena
perpisahan itu terjadi setelah lebaran Idul Fitri. Hingga kini telah lewat
sudah satu tahun lebih lamanya Ayah tidak kunjung pulang karena alasan jarak
yang jauh dan biaya transportasi. Aku sangat merindukan sesosok Ayah yang
menyayangiku.
Sungguh tak
kuasa mata ini membendung air mataku saat melihat teman-teman saya sedang
bersama Ayah mereka. Ingin rasanya segera bertemu dengan Ayah. Hanya tiga kata
yang ingin ku katakan padanya jika ku bertemu dengannya, yaitu aku ingin
berkata, “Ayah, aku merindukan mu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar